Monday 23 May 2011

Musim Semi, Musim Panas, dan Musim Gugur

Musim Semi

Mari sayangku, marilah kita berjalan di tengah-tengah perbukitan

Karena salju masih menjadi air dan kehidupan masih terjaga dari tidurnya, menjelajahi perbukitan dan lembah-lembah.

Marilah kita ikuti jejak Musim Semi ke lading di kejauhan

Dan naik ke puncak bukit untuk mendapat ilham

Di atas dataran tinggi hijau yang sejuk.

Fajar Musim Semi telah membuka pakaiannya

Yang disimpan selama Musim Dingin

Lalu menempatkannya di atas pohon-pohon prem dan sirtus.

Dan mereka tampak seperti mempelai wanita dalam upacara adat Malam Kedre

Ranting-ranting pohon anggur saling berangkulan seperti kekasih

Dan aliran sungai kecil menari-nari di antara bebatuan

Mengulang nyanyian sukacita

Bunga-bunga tiba-tiba saja berkembang dari jantung alam

Seperti buih di jantung lautan

Marilah sayangku, marilah kita minum

Air mata terakhir Musim Dingin dari bunga bakung

Yang menyejukan jiwa kita dengan nyanyian burung-burung

Berjalan-jalan gembira melalui hembusan angin lembut yang memabukkan

Marilah kita duduk dekat batu itu, tempat bunga violet bersembunyi

Marilah kita kejar manisnya pertukaran kecup mereka

Musim Panas

Marilah kita pergi ke lading sayangku,

Sebab waktu panen sudah dekat dan sinar matahari

Mulai mematangkan gandumnya

Marilah kita rawat buih bumi,

Sementara jiwa menumpuk andum suka cita

Dari benih cinta yang ditaburkan dalam hati kita

Marilah kita isi wadah kita dengan hasil alam

Sementara kehidupan mengisi hati kita dengan kelimpahannya

Marilah kita jadikan bunga-bunga tempat tidur kita

Dan langit selimut kita

Marilah kita bersantai setelah seharian bekerja

Dan mendengar suara aliran sungai kecil yang menggoda

Musim Gugur

Marilah kita pergi mengumpulkan buah anggur di kebun anggur

Untuk diperas dan menyimpan minuman anggurnya dalam wadah yang lama

Seperti jiwa yang menyimpan pengetahuan sepanjang masa

Di dalam wadah-wadah kekal

Marilah kita kembali ke tempat tinggal kita

Sebab angin telah membuat angin-angin yang menguning jatuh

Dan menyelebungi bunga-bunga yang mongering

Membisikan nyanyian kematian pada Musim Panas

Pulanglah kekasihku yang kekal,

Sebab burung-burung telah berziarah ke tempat yang hangat

Dan meninggalkan daratan tinggi yang dingin

Menderita sendirian

Bunga melati dan semak belukar

Tak memiliki air mata lagi

Marilah kita tidur sebab aliran sungai kecil yang letih tidak lagi bernyanyi

Dan Musim Semi yang penuh keriangan telah habis tangisnya

Perbukitan tua pun telah menyimpan pakaian warna-warni mereka

Marilah sayangku,

Alam pantas letih dan sedang mengucapkan selamat tinggalnya

Dengan melodi yang hening dan penuh kepuasan

Itulah beberapa kumpulan puisi puisi kahlil gibran.

No comments:

Post a Comment